WHORKSHOP PENINGKATAN AKREDITASI PRODI DAN INSTITUSI MELALUI PENGUATAN PDDIKTI DAN EMIS DI KOPERTAIS

Bandung, 23–24 September 2025 – Workshop Peningkatan Akreditasi Program Studi dan Institusi pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) di Wilayah II Jawa Barat resmi digelar di Hotel Shakti Bandung. Kegiatan yang sangat penting ini diikuti oleh pimpinan, pengelola, dan operator dari berbagai PTKIS, dengan fokus utama pada penguatan pendidikan, sistem EMIS (Educational Management Information System), serta sistem pelaporan yang berbasis digital. Hal ini mencerminkan komitmen seluruh pihak dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di perguruan tinggi keagamaan Islam swasta.
Ketua panitia, Dr. Deden Herdiana, dengan tegas menegaskan bahwa peningkatan akreditasi tidak dapat dipisahkan dari konsistensi dalam pengelolaan data. “Pokja Sister adalah ruh PTKIS, karena dari situlah pengelolaan data perguruan tinggi dapat termonitor dengan baik,” ujarnya. Pernyataan tersebut sangat relevan dengan arahan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed., Wakil Ketua Kopertais Wilayah II Jawa Barat, yang dengan jelas menekankan perlunya ketekunan dalam monitoring dan evaluasi, terutama dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin dipengaruhi oleh transformasi digital yang pesat.
Workshop ini dihadiri oleh sejumlah narasumber yang berpengalaman di bidangnya, antara lain Prof. Dr. Hj. Aan Hasanah, M.Ed., KH. Muhammad Subhan, M.Ag., Dr. H. Dadan Suherdi, M.Ag., Prof. Dr. Encun Supriatna, Dr. Syamsudin, KH. Dr. Mulyana, Dr. H. Muhammad Zainuddin, Wildan Baihaqi, Mohamad Jaenudin, serta perwakilan dari PDDIKTI dan Pusdatin. Kehadiran narasumber-narasumber ini menjamin bahwa peserta mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai isu-isu terkini dalam pengelolaan akreditasi perguruan tinggi.
Dalam sesi paparan, para narasumber menekankan pentingnya pemahaman tentang jumlah PTKIS yang berada di bawah naungan Kopertais II Jawa Barat, yang saat ini mencapai 179 kampus. Meskipun angka tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan Jawa Timur yang memiliki 185 PTKIS, sore ini juga disampaikan bahwa terdapat empat PTKIS baru yang sedang berkembang di wilayah Jawa Barat, menunjukkan dinamika dan pertumbuhan yang positif dalam sektor pendidikan keagamaan.
Salah satu isu penting yang menjadi fokus pembahasan adalah kesiapan perguruan tinggi dalam menghadapi generasi digital, yang mencakup Generasi Z, Alpha, dan Beta. Menariknya, berdasarkan data yang disampaikan, terdapat sekitar 97 juta peluang kerja bagi lulusan yang memiliki kemampuan dalam teknologi informasi. Namun, ironisnya, ada lebih dari 1 juta lulusan perguruan tinggi yang justru mengalami pengangguran, berkontribusi pada total sekitar 7,2 juta pengangguran yang tercatat di Indonesia. Hal ini menjadi perhatian bersama untuk memastikan bahwa kurikulum dan program pendidikan benar-benar relevan dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang.
Para narasumber sepakat bahwa untuk menghadapi tantangan ini, perguruan tinggi harus melakukan transformasi secara menyeluruh. Transformasi ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kelembagaan, struktur manajerial, hingga kurikulum yang diajarkan, agar dapat sejalan dengan kebutuhan mahasiswa dan tuntutan pasar kerja. Operator kampus, yang bertanggung jawab atas pengolahan data akreditasi, EMIS, dan PDDIKTI, ditekankan sebagai aktor penting dalam proses transformasi digital ini. Mereka memiliki peran sentral dalam memastikan bahwa seluruh data yang diolah dan dilaporkan adalah akurat dan terkini.
Namun, para peserta workshop juga diingatkan akan tantangan yang ada, di mana masih banyak perguruan tinggi yang sering mengganti operator setiap semester. Hal ini berpotensi mengakibatkan gangguan dalam proses pelaporan data, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas akreditasi. Selain itu, munculnya tantangan terkait etika digital juga menjadi pembahasan penting, termasuk praktik manipulasi data yang harus dicegah, seperti munculnya konsep “mahasiswa gaib” dalam pelaporan, yang dapat merusak integritas data.
Dari Institut Pesantren Babakan (IPEBA) Cirebon, Menugaskan Seorang Operator sebagai peserta dalam workshop ini. Kehadirannya bukan hanya sekadar partisipasi, melainkan juga menjadi bagian dari komitmen kampus untuk mendorong tata kelola berbasis digital dan meningkatkan kualitas akreditasi baik untuk program studi maupun institusi secara keseluruhan.
Workshop ini menghasilkan sejumlah rekomendasi penting yang diharapkan dapat menjadi panduan bagi pengelola dan operator PTKIS, antara lain:
1. Penguatan digital mindset di kalangan yayasan dan pengelola PTKIS, sehingga mereka siap untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang cepat.
2. Pengakuan peran strategis operator dalam sistem pelaporan digital, yang menjadi kunci dalam akurasi data dan informasi.
3. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia operator secara berkelanjutan, agar mereka memiliki keterampilan yang relevan dan mampu mengikuti perkembangan teknologi dan metodologi terbaru.
4. Penegakan etika digital untuk menjaga mutu dan keaslian data, sehingga pengelolaan dan pelaporan data dapat dilakukan dengan transparan dan akuntabel.
5. Persiapan Rapat Kerja (RAKER) seluruh PTKIS Wilayah II Jawa Barat, yang akan menjadi ajang evaluasi dan perencanaan ke depan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan tinggi keagamaan.
Kegiatan ini menegaskan bahwa akreditasi kini tidak lagi berbasis kertas, melainkan sudah sepenuhnya paperless dan terintegrasi dalam sistem digital. Dengan demikian, PTKIS di Jawa Barat dituntut untuk semakin adaptif terhadap perubahan, agar tetap eksis dan kompetitif di tengah dinamika pendidikan tinggi di Indonesia. Transformasi ini akan menjadi fondasi yang kuat bagi kemajuan pendidikan keagamaan Islam di masa yang akan datang, menjadikan lulusan-lulusan yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan global.





